Toluena dapat pula ditemukan sebagai aditif dalam berbagai produk seperti cat kuku, rokok, bensin, pewarna, parfum, bahan peledak, cat dan thinner, perekat, serta barang-barang manufaktur lainnya.
Bahan kimia ini dapat mempengaruhi kesehatan seseorang bila dihirup atau ketika air yang terkontaminasi dengan toluena tertelan.
Meskipun memiliki berbagai bahaya, toluena masih belum digolongkan sebagai senyawa karsinogen.
Orang yang merokok terpapar dengan toluena saat menghirup asap tembakau.
Dalam kasus lain, orang bisa terpapar dengan toluena saat minum atau kontak dengan sumber air yang terkontaminasi.
Kontaminasi terjadi saat terdapat kebocoran pada tangki penyimpanan atau ketika suatu industri melepaskan toluena ke lingkungan secara tidak sengaja.
Toluena, juga dikenal sebagai toluol, methylbenzene, phenylmethane, dan methylbenzol, bersifat racun dan bisa membahayakan kesehatan.
Bila terhirup, toluena dapat mempengaruhi sistem saraf serta mempengaruhi koordinasi tubuh dan menyebabkan sakit kepala, kebingungan serta pusing.
Paparan konstan dengan senyawa ini bisa menimbulkan risiko kesehatan yang lebih serius yang dapat menyebabkan kematian.
Seseorang yang menghirup toluena dalam jumlah besar akan menderita kehilangan pendengaran, tremor, kehilangan memori, serta gejala lainnya.
Minum air yang terkontaminasi toluena dapat memicu gejala yang sama. Bahan kimia ini juga dapat mempengaruhi kesehatan hanya dengan kontak dengan kulit.
Toluena sering disalahgunakan sebagai inhalan (substansi yang dihirup) yang dapat memicu perubahan permanen pada otak melalui paparan berulang dan dalam konsentrasi tinggi.
Dalam kehidupan sehari-hari, orang bisa terpapar toluena dari knalpot mobil, udara yang terkontaminasi di tempat kerja, atau dari menghirup uap dari cat kuku.
Paparan juga bisa terjadi saat tinggal di dekat lokasi yang telah terkontaminasi, seperti tempat pembuangan sampah atau ketika bekerja dengan produk yang dibuat dengan bahan kimia ini, seperti minyak pemanas, minyak tanah, dan bensin.
Paparan toluena dapat mengancam anak-anak maupun orang dewasa. Ibu hamil yang terpapar toluena beresiko melahirkan bayi cacat fisik serta mengalami gangguan kemampuan mental.
a. Sifat Fisika
1. Massa Molar :
92,14 gr/mol
2. Temperatur leleh
normal : 178,15 0K
3. Titik didih
normal : 383,15 0K
4. Densitas
-
Padat
pada 93,15 0K : 11,18 L/mol
-
Cair
pada 298,15 0K : 9,38 L/mol
5. Tekanan kritis :
4,108 Mpa
6. Temperatur
kritis : 591,8oK
7. Volume kritis :
0,316 L/mol
8. Faktor
kompresibilitas kritis : 0,264
9. Viskositas :
0,548 mPa.s (cPa)
10.
Panas
pembentukan : 50,17 kJ/mol
11.
Panas
penguapan : 33,59 kJ/mol
12.
Panas
pembakaran : -3734 kJ/mol
(Kirk
& Othmer, 1989)
b.
Sifat Kimia
1. Reaksi
hidrogenasi, dengan katalis nikel, platinum atau paladium dapat menjenuhkan
cincin aromatik sebagian maupun keseluruhan, menghasilkan benzena, metana dan
bifenil.
2. Reaksi oksidasi,
dengan katalis kobalt, mangan atau bromida pada fase cair menghasilkan asam
benzoat.
C6H5CH3
+ 3/2 O2 Br/Co/Mn C6H5COOH + H2O
3. Reaksi
substitusi oleh metil, pada temperatur tinggi dan reaksi radikal bebas. Klorinasi
pada 100oC atau dengan ultraviolet membentuk benzil klorida, benzal klorida dan
benzotriklorida.
4. Reaksi
substitusi oleh logam alkali menghasilkan normal-propil benzena, 3-fenil
pentana, dan 3-etil-3-fenil pentana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar